Selasa, 06 November 2012

Tugas ICT Jurnal 2 Melvhin Samuel - 41809187 ( “Gamelan Ajeng” yang akan punah perlu diwariskan )


“Gamelan Ajeng” yang akan punah perlu diwariskan
Pewarisan kesenian tradisonal Gamelan Ajeng Sinar Pusaka Kelurahan Karang Pawitan Kabupaten Karawang yang dipentaskan oleh teater terbuka taman budaya Dago tea House Bandung(10/12), dalam pagelaran tersebut terlihat Bah Bawon(86) selaku peniup terompet sekaligus pewaris kesenian Karawang dari kelompok kesenian tradisional Gamelan ajeng generasi ke tiga, sekalipun dia sudah nampak tua namun dia masih tampak lincah memainkan lubang-lubang terompet yang menjadi ciri khas dalam Gamelan Ajeng tersebut. Pantas banyak orang menggangap terompet Gamelan Ajeng bagaikan pesinden yang merdu suaranya.
Asal muasal nama Ajeng diambil dari panggung pentas yang senantiasa di tinggikan sampai dua meter. Musik tradisional Ajeng dan tarian Soja awalnya berupa jenis musik dan tarian persembahan rasa syukur dalam upacara panen raya yang kini mulai tergeser menjadi upacara penyambutan tamu agung. Sekarang gamelan ajeng dan tarian soja lebih sering dipentaskan dalam upacara untuk menyambut tamu agung dalam bentuk arak-arakan dan acara pernikahan.
Ditengah pemetasan gamelan tersebut, enam orang penari masuk ke arena panggung untuk melakukan tarian soja. Para penari memeberi warna lain dalam pementasan gamelan ajeng seperti yang di tuturkan oleh Abah Iying selaku pewaris ke tiga “gamelan ajeng mewariskan tiga buah lagu dari 72 lagu. Abah menuturkan bahwa dia hanya ingat tiga lagu dari 72 lagu yang judul nya, “suren”, “Renggong Burung”, dan “Rancag Panjang”. Ke tiga lagu tersebut, diwariskan kepada anak-anak dan cucunya agar tidak menjadi punah “Abah mengharap dari ketiga tembang tersebut, bisa terus di wariskan kepada generasi berikutnya dengan harapan agar kesenian tradisional gamelan ajeng bisa tetap eksis” ucapnya.
Menurut kepala bidang kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karawang, Ayi Muchtar terdapat “kurang nya pemahaman terhadap pentingnya regenerasi menjadi kendala dalam mengembangkan kesenian gamelan ajeng, sebab dari generasi ke generasi tidak ada pewarisan. Hal ini disebabkan kurang nya minat anak-anak sekarang terhadap seni gamelan ajeng disamping memang seni ini kurang laku dijual”. Adanya kegiatan ini diharapkan seni gamelan ajeng dapat dilestarikan untuk dihidupkan kembali. khairil/aep/dwichi/melvhin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar