Selasa, 20 November 2012

Tugas ICT Jurnal 2 Melvhin Samuel - 41809187 (JENDELA IDE)


JENDELA  IDE



Jendela Ide adalah Komunitas Budaya yang mengangkat berbagai macam kebudayaan di Indonesia,maupun di Dunia. Jendela Ide berdiri pada 9 april 1995 di JL.Taman Sari 73, Kota Bandung, oleh sepasang seniman  Andar Manik dan Marintan Sirait. Alasan Andar Manik dan Marintan Sirait mendirikan Jendela Ide , karena kurangnya rasa ingin tahu anak dan remaja sekarang, terhadap kebudayaan Negerinya. Tujuan Jendela Ide didirikan untuk merangsang perspektif budaya anak dan remaja, menuju workshop, pameran, pertunjukan, pertemuan budaya, pengembangan perpustakaan, pelatihan untuk pelatih / relawan dan diskusi tentang pendidikan & budaya.

Sudah 16 tahun Jendela Ide berdiri dan sudah banyak juga anggota-anggota di Jendela Ide. Selama 16 tahun tahun juga, sudah banyak workshop, pameran, pertunjukan yang bertemakan Budaya. Pertunjukan yang paling menarik dan membuat detak kagum seluruh Dunia, ketika Jendela Ide membuat pertunjukan yang diberi nama Bandung World Jazz. Bandung World Jazz, adalah pertunjukan besar yang bersifat Dunia, dengan artis – artis yang bukan dari Indonesia aja, tetapi dari seluruh Dunia. Disebut Bandung World Jazz, karena diselenggarakan di Kota Bandung dengan genre music World Jazz.
World Jazz itu aliran musik baru, yang didalamnya terdapat penggabungan unsur musik kebudayaan dan musik jazz. Dalam pertunjukan Bandung World Jazz , semua Negara dituntut untuk memainkan musik jazz dengan penggabungan unsure musik kebudayaan tiap Negara. Seperti dari Indonesia sendiri  alat musik kebudayaan yang dipakai seperti angklung, bambu,kecapi,gamelan,gendang,gong dan masih banyak lagi.


Pertunjukan Bandung World Jazz  diadakan setiap satu tahun sekali dan sudah di mulai dari tahun 2009. Sekarang Bandung World Jazz sudah memasuki tahun ke – 4, yang acaranya akan diselenggarakan pertengahan bulan Desember. Pengisi acara Bandung World Jazz tahun ke – 4 pun, masih dirahasiakan oleh pihak jendela Ide sendiri, yang jelas katanya lebih keren lagi dari tahun sebelumnya. Harapan Jendela Ide atas segala kegiatan-kegitan selama ini, “semoga masyarakat Indonesia tidak melupakan dan semakin mencintai Kebudayaan Nya”
Khairil/Aep/Dwichi/Melvhin

Kamis, 15 November 2012

Tugas ICT Jurnal 2 Melvhin Samuel - 41809187 ( Gejala Iket Melekat di Event-Event Kota Bandung )


Gejala Iket Melekat di Event-Event Kota Bandung

Festival Balai Kota yang ke-202 ini dibuka langsung oleh Walikota Bandung Dada Rosada, dalam sambutannya Dada mengatakan bahwa apresiasi masyarakat Kota Bandung ini sangat besar pada acara Festival Balkot. Dada juga meminta maaf pada pengunjung atau khususnya warga Bandung karena tidak ada festival mobil hias seperti tahun kemarin, karena Dada merasa khawatir adanya kemacetan mengingat acara ini berbarengan denga libur panjang atau longweekend.
Banyak sekali stand-stand yang mengisi acara festival Balkot ini dari mulai kuliner, kaulinan barudak, panggung pelajar, otomotif are, dan masih banyak lagi. Selain itu ada juga jajanan sunda baheula, didalamnya terdapat jajanan-jajanan sunda jaman dahulu yang masih dilestarikan dan masih dipertahankan citranya agar masyarakat Kota Bandung mengetahui bahwa budaya sunda bukan hanya orangnya saja melainkan ada dari sisi kulinernya, mulai dari arumanis, angleng, gulali kacang, sagon kalapa, es lilin, dongteng, ranginang, permen hopyes, noga kacang, permen rokok, sampoleo, dan masih banyak lagi.
Pengunjung yang datang kesana pun terlihat antusias, salah satunya Dadang(38) “alhamdulillah saya masih bisa datang ke acara festival balkot hari ayeuna, biasa weh ngajak murangkalih sambil main-main sama kuliner”. Ujarnya. Salah satu stand yang menjual kesenian sunda adalah kompepar, stand ini menjual berbagai kesenian-kesenian sunda dari mulai karinding, kayu ukir, biji-bijian, iket, dan yang lainnya.  “acara seperti ini mendata komunitas kreatif di Bandung khususna atau di luar Bandung, tetapi warna dan suasa di acara festival balkot ini kurang ada tema, dan dekorasi, setting panggungna belum kerasa” ucap Dani(40).
Banyak sekali pengunjung maupun panitia ataupun crew yang menggunakan iket atau slayer. Ini merupakan gejala sosial yang banyak dilakukan oleh masyarakat Bandung. Menurut Dani 3-5 tahun ini penjualan iket sudah banyak sekali peminatnya, kategori iket itu ada lima, tapi dasarnya ada tiga, yaitu Iket Buhun Iket lepasan dan Iket Rekaan. “banyak oge nami-nami na iket teh, karekos nangka, karekos jengkol, buaya ngangsak, candara sumirat, hanjuan nagtung jeung sajabana.” Ujar Dani sekalu ketua KIS (Komunitas Iket Sunda).
Pada komunitas ini banyak sekali Kota-kota lain yang mengikuti tentang kesenian Iket, seperti Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Bekasi dan daerah Kota lainnya. Iket ini menjadi cirikhas simbolisasi, apalagi di daerah Bali iket sudah menjadi bersosial dikalangan warganya. Sejarah paguyuban ini sebetulnya ingin meningkatkan pariwisata di Kota Bandung seperti budaya fasion, kesenian, komunitas-komunitas dan lain-lain. Kompepar ituh di bentuk 30 kecamatan agar lebih memudahkan disbudpar agar lebih mengambil pusat databasenya, seperti dostro sunda dan tentang kesenia di tatar sunda. “pada intinya kompepar itu menjembatani antar DISBUDPAR dan para seniman di kota Bandung agar bisa dilihat oleh masyarakat banyak” ujar Agus(38) selaku ketua Kompepar.
Iket ini juga menjadi trend atau gejala dimasyarakat kaula muda yang hadir pada acara festival Balkot tersebut, karena iket sudah melekat dimasyarakat kota Bandung. *** Khairil/Aep/Dwichi/Melvin

Selasa, 06 November 2012

Tugas ICT Jurnal 2 Melvhin Samuel - 41809187 ( “Gamelan Ajeng” yang akan punah perlu diwariskan )


“Gamelan Ajeng” yang akan punah perlu diwariskan
Pewarisan kesenian tradisonal Gamelan Ajeng Sinar Pusaka Kelurahan Karang Pawitan Kabupaten Karawang yang dipentaskan oleh teater terbuka taman budaya Dago tea House Bandung(10/12), dalam pagelaran tersebut terlihat Bah Bawon(86) selaku peniup terompet sekaligus pewaris kesenian Karawang dari kelompok kesenian tradisional Gamelan ajeng generasi ke tiga, sekalipun dia sudah nampak tua namun dia masih tampak lincah memainkan lubang-lubang terompet yang menjadi ciri khas dalam Gamelan Ajeng tersebut. Pantas banyak orang menggangap terompet Gamelan Ajeng bagaikan pesinden yang merdu suaranya.
Asal muasal nama Ajeng diambil dari panggung pentas yang senantiasa di tinggikan sampai dua meter. Musik tradisional Ajeng dan tarian Soja awalnya berupa jenis musik dan tarian persembahan rasa syukur dalam upacara panen raya yang kini mulai tergeser menjadi upacara penyambutan tamu agung. Sekarang gamelan ajeng dan tarian soja lebih sering dipentaskan dalam upacara untuk menyambut tamu agung dalam bentuk arak-arakan dan acara pernikahan.
Ditengah pemetasan gamelan tersebut, enam orang penari masuk ke arena panggung untuk melakukan tarian soja. Para penari memeberi warna lain dalam pementasan gamelan ajeng seperti yang di tuturkan oleh Abah Iying selaku pewaris ke tiga “gamelan ajeng mewariskan tiga buah lagu dari 72 lagu. Abah menuturkan bahwa dia hanya ingat tiga lagu dari 72 lagu yang judul nya, “suren”, “Renggong Burung”, dan “Rancag Panjang”. Ke tiga lagu tersebut, diwariskan kepada anak-anak dan cucunya agar tidak menjadi punah “Abah mengharap dari ketiga tembang tersebut, bisa terus di wariskan kepada generasi berikutnya dengan harapan agar kesenian tradisional gamelan ajeng bisa tetap eksis” ucapnya.
Menurut kepala bidang kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karawang, Ayi Muchtar terdapat “kurang nya pemahaman terhadap pentingnya regenerasi menjadi kendala dalam mengembangkan kesenian gamelan ajeng, sebab dari generasi ke generasi tidak ada pewarisan. Hal ini disebabkan kurang nya minat anak-anak sekarang terhadap seni gamelan ajeng disamping memang seni ini kurang laku dijual”. Adanya kegiatan ini diharapkan seni gamelan ajeng dapat dilestarikan untuk dihidupkan kembali. khairil/aep/dwichi/melvhin