JENDELA IDE
Jendela Ide
adalah Komunitas Budaya yang mengangkat berbagai macam kebudayaan di
Indonesia,maupun di Dunia. Jendela Ide berdiri pada 9
april 1995 di JL.Taman Sari 73, Kota Bandung, oleh sepasang
seniman Andar Manik dan Marintan Sirait. Alasan Andar Manik dan Marintan
Sirait mendirikan Jendela Ide , karena kurangnya rasa
ingin tahu anak dan remaja sekarang, terhadap kebudayaan Negerinya. Tujuan
Jendela Ide didirikan untuk merangsang perspektif budaya anak
dan remaja, menuju workshop, pameran,
pertunjukan, pertemuan budaya, pengembangan perpustakaan, pelatihan untuk pelatih / relawan dan diskusi
tentang pendidikan & budaya.
Sudah 16 tahun Jendela Ide berdiri dan
sudah banyak juga anggota-anggota di Jendela Ide. Selama 16 tahun tahun juga,
sudah banyak workshop, pameran, pertunjukan yang bertemakan Budaya. Pertunjukan
yang paling menarik dan membuat detak kagum seluruh Dunia, ketika Jendela Ide
membuat pertunjukan yang diberi nama Bandung World Jazz. Bandung World Jazz,
adalah pertunjukan besar yang bersifat Dunia, dengan artis – artis yang bukan
dari Indonesia aja, tetapi dari seluruh Dunia. Disebut Bandung World Jazz, karena
diselenggarakan di Kota Bandung dengan genre
music World Jazz.
World Jazz itu aliran musik baru, yang didalamnya terdapat penggabungan
unsur musik kebudayaan dan musik jazz. Dalam pertunjukan Bandung World Jazz , semua
Negara dituntut untuk memainkan musik jazz dengan penggabungan unsure musik
kebudayaan tiap Negara. Seperti dari Indonesia sendiri alat musik kebudayaan yang dipakai seperti
angklung, bambu,kecapi,gamelan,gendang,gong dan masih banyak lagi.
Pertunjukan Bandung World Jazz diadakan setiap satu tahun sekali
dan sudah di mulai dari tahun 2009. Sekarang Bandung World Jazz sudah
memasuki tahun ke – 4, yang acaranya akan diselenggarakan pertengahan bulan
Desember. Pengisi acara Bandung World Jazz tahun ke –
4 pun, masih dirahasiakan oleh pihak jendela Ide sendiri, yang jelas katanya
lebih keren lagi dari tahun sebelumnya. Harapan Jendela Ide atas segala
kegiatan-kegitan selama ini, “semoga
masyarakat Indonesia tidak melupakan dan semakin mencintai Kebudayaan Nya”
Khairil/Aep/Dwichi/Melvhin